Jakarta, 5 Desember 2024 - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Kedeputian Bidang Meteorologi menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Posko Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Acara yang berlangsung secara daring ini dihadiri oleh pejabat pimpinan tinggi madya dan pratama di lingkungan BMKG, Kepala Balai Besar MKG Wilayah I-V, serta Koordinator Provinsi dari Stasiun Meteorologi seluruh Indonesia.
Rakor ini dibuka secara resmi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, yang menyampaikan arahan strategis untuk menghadapi musim libur Nataru, yang bertepatan dengan puncak musim hujan. "Pendekatan Early Warning, Early Action dalam kerangka Early Warning for All sangatlah penting untuk mencapai zero victim. Mari kita pastikan informasi peringatan dini hidrometeorologi disampaikan secara inklusif dan dapat langsung ditindaklanjuti oleh masyarakat," tegas Dwikorita.
Dwikorita juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk meminimalkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. "Kita harus terus meningkatkan kapasitas sistem peringatan dini agar lebih inovatif, terintegrasi, dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat," tambahnya.
Meningkatkan Layanan melalui Teknologi dan Kolaborasi
Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan produk informasi yang dikeluarkan oleh BMKG dalam mendukung optimalisasi layanan posko selama periode Nataru.
"Penguatan infrastruktur operasional dan penggunaan platform seperti Digital Weather for Traffic (DWT), SIAM, dan INAWIS adalah kunci untuk memberikan informasi yang lebih cepat dan akurat kepada masyarakat," jelas Guswanto.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara BMKG dan berbagai pihak, termasuk masyarakat, pemerintah daerah, dan media. "Pada era Society 5.0, komunikasi tidak lagi searah. Masyarakat perlu dilibatkan secara aktif untuk memberikan masukan dan meningkatkan layanan BMKG," ujar Guswanto.
Strategi dan Komitmen Bersama
Rakor ini juga menjadi ajang evaluasi kesiapan posko di jalur transportasi darat, laut, dan udara. Koordinasi yang erat antara pusat dan daerah menjadi fokus utama. "Peran aktif unit pelaksana teknis di daerah sangat krusial untuk mendukung layanan yang sesuai kebutuhan lokal. Mari kita jadikan rapat ini sebagai momentum untuk mempererat sinergi dan menjaga komitmen bersama," tutup Guswanto.
Melalui rakor ini, seluruh elemen dari BMKG seluruh Indonesia mampu menghadapi tantangan cuaca ekstrem dan bahaya hidrometeorologi secara terarah. Dengan koordinasi yang solid, diharapkan layanan BMKG selama periode libur Nataru dapat berjalan optimal, memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.