Jakarta, 9 Desember 2024 - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan dari siswa-siswi SMA Dharma Jaya. Kunjungan yang dihadiri oleh 37 peserta ini bertujuan untuk memahami lebih dalam potensi gempabumi, tsunami, dan cuaca di Indonesia.
Pada kunjungan kali ini, para siswa diajak menjelajahi Museum Geofisika. Di sini, mereka mempelajari sejarah alat-alat ukur kegempaan yang pernah digunakan di Indonesia. Para siswa juga mencoba simulator gempabumi, di mana mereka merasakan simulasi guncangan gempabumi yang terjadi di Palu pada tahun 2018 dengan magnitudo 7,0. Guncangan gempa disimulasikan pada jarak jauh, sedang, dan dekat dengan pusat gempa.
Setelah merasakan sensasi guncangan gempa di simulator gempabumi, para siswa berkumpul di ruang Media Center BMKG. Para siswa diberikan pemaparan materi tentang gempabumi dan tsunami yang disampaikan oleh personil dari Direktorat Pusat Gempabumi dan Tsunami, Syafira. Materi yang disampaikan mencakup potensi gempabumi di Jabodetabek dan kesiapsiagaan menghadapi gempabumi dan tsunami. Materi yang diberikan dijelaskan dengan bahasa sederhana serta mudah dipahami. Hal ini memberikan gambaran kepada para siswa tentang tindakan yang harus dilakukan saat gempabumi terjadi.
"Ketika gempabumi terjadi, carilah posisi yang aman. Jika tidak memungkinkan untuk keluar dari ruangan, berlindunglah di bawah meja kayu atau tempat yang kuat," ujar Syafira. "Jika gempabumi terjadi, janganlah berlari. Menurut pakar, ketika gempa terjadi, sangat sulit untuk berlari karena untuk berdiri saja sudah sulit," lanjut Syafira.
Setelah memahami tentang gempabumi dan tsunami, dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang cuaca yang disampaikan oleh prakirawan dari Direktorat Meteorologi Publik, Hifdiyawan. "Cuaca adalah keadaan sesaat atmosfer pada suatu tempat tertentu dalam jangka waktu yang terbatas, sedangkan iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di wilayah yang luas dalam jangka panjang, biasanya 30 tahun menurut ketetapan World Meteorological Organisation (WMO)" ujar Awan.
Dengan pengetahuan yang telah diperoleh, para siswa diharapkan mampu menjadi pelopor perubahan serta berperan aktif di lingkungan mereka. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam upaya mitigasi dan menumbuhkan kesadaran diri sejak dini mengenai pentingnya wawasan tentang mitigasi bencana gempabumi dan tsunami.