Anomali suhu udara tahunan adalah nilai selisih antara suhu udara pada tahun tertentu, terhadap suhu udara rata-rata tahunan selama 30 tahun (periode normal tahun 1991-2020). Berdasarkan data dari 116 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata periode 1991-2020 di Indonesia sebesar 26.7 oC dan suhu udara rata-rata tahun 2023 sebesar 27.2 oC, sehingga anomali suhu udara rata-rata tahun 2023 sebesar 0.5 oC.
Sepanjang periode pengamatan tahun 1981 hingga 2023 di Indonesia, tahun 2016 merupakan tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.6 °C. Tahun 2023 menempati urutan ke-2 tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.5 °C.
Anomali suhu udara rata-rata per-stasiun pada tahun 2023 yang diperoleh dari 116 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia menunjukkan hampir seluruhnya bernilai anomali positif. Anomali tertinggi tercatat di Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan - Palembang (sebesar 1.2 oC), sedangkan anomali terendah tercatat di Stasiun Meteorologi Aji Pangeran Tumenggung Pranoto - Samarinda (sebesar -0.4 oC).
Perbedaan (selisih) antara suhu udara rata-rata tahun 2023 terhadap tahun 2022 menunjukkan sebagian besar stasiun pengamatan BMKG bernilai positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu udara rata-rata tahun 2023 relatif lebih panas dibandingkan tahun 2022. Perbedaan suhu udara rata-rata yang terpanas adalah Stasiun Meteorologi Mutiara Sis-Al Jufri - Sulawesi Tengah (sebesar 0.9 oC), sedangkan perbedaan suhu udara rata-rata yang terdingin adalah Stasiun Meteorologi Aji Pangeran Tumenggung Pranoto - Samarinda (sebesar -0.7 °C) di tahun 2023 dibanding tahun sebelumnya.